Tanda Kawasan Biodiversity di Kabupaten Tasikmalaya |
Sesampainya di Pantai Cipatujah saya mulai Bete lah istilahnya mah. Saya berfikiran untuk menajutkan perjalanan antara ke Pangandaran atau ke Garut, tepatnya ke Santolo. Akhirnya saya putuskan, menuju ke Garut. Karena memang belum pernah sekalipun ke kawasan Pantai di Garut dan penasaran juga dengan jalur selatan antara Cipatujah ke Garut.
Awal perjalanan dari Cipatujah diawali dengan jalan beton seperti di tol. Jalannya bagus kecuali pas bagian di jembatan masih rusak. Sepanjang Cipatujah masih berasa nuansa pesisir pentainya dengan pohon kelapa di pinggiran jalan, laut juga masih kelihatan.
Setelah melewati jembatan Ciheras, jalanan dilanjut oleh jalan Aspal. Jaannya masih sangat bagus, istilahnya masih perawan lah, seperti jalan yang baru beres di aspal, tidak ada kerusakan tidak bergelombang dan berlubang. Mungkin karena jarangnya kendaraan kesini. Paling juga kendaraan seperti truk yang mengangkut kayu namun itu juga tidak terlalu banyak, truk nya juga masih truk kecil.
Jalur Selatan Jawa Barat Dari Cipatujah Menuju Garut |
Jalur Selatan Jawa Barat Dari Cipatujah Menuju Garut |
Sepanjang perjalanan akan ditemani oleh perkebunan Karet. Kiri kanan jalan dipenuhi oleh pohon karet, kebetulan pas lewat banyak petani karet yang beres mengumpulkan karet mentah.
Karet Mentah di Kebun Karet Sancang Kabupaten Garut |
Di Samping sebelah kiri terdapat Tugu Singa menandakan Leuweung Sancang yang sudah masuk wilayah Garut . Nah di Leuweung Sancang ini adalah tempat pelarian Prabu Siliwangi yang sudah berubah jadi Harimau atau Maung dalam bahasa sunda, karena tidak mau memeluk islam yang sudah dianut oleh anaknya.
Patung maung dan Tanda Selamat datang di Leuweung Sancang, Kecamatan Sancang Kabupaten Garut |
Lanjut, setelah beberapa ama perjalanan masuk lah Cibalong Kabupaten Garut. Perkebunan Karet Sudah tidak terlihat, yang ada adalah pemukiman penduduk, pasar, dan keramaian saat itu. Saya merasa senang karena bisa melihat keramaian tersebut, dalam hati berkata "Ah.. akhirnya saya tidak sendirian"
Di sebelah kiri jalan terdapat hamparan sawah yang luas dan juga kita bisa melihat laut. Akhirnya tiba lah di Pameungpeuk. Dari pertigaan ambil arah kiri menuju Santolo.
Jalan menuju santolo tidak begitu bagus terdapat lubang dan tambalan.
Yosh akhirnya Sampai di santolo . Parkir kendaraan dan di surub hayar Rp.10.000 , setelah dilihat tiketnya ternyata itu untuk kendaraan roda empat. Ya karena sudah terjadi dan sudah pergi juga percuma, Ikhlaskan saja jadikan pelajaran. Disantolo sempat berkunjung ke LAPAN atau Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional yang berada di area Pantai Santolo, tempat dimana diluncurkannya roket-roket dan untuk meneliti Atmosfer kab Garut. Karena waktunya tidak pas saya hanya mengobrol dengan penjaga pos. Dari Santolo Langsung saja pulang karena memang waktu sudah agak sore.
Suasana Pantai Santolo Kabupaten Garut |
Suasana Pantai Santolo Kabupaten Garut |
Kantor Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Kabupaten Garut |
Perjalanan dari Santolo melewati Cisompet, treknya seperti mau ke gunung, terlebih udara saat itu juga dingin padahal belum hujan. Dan tiba lah saya di perkebunan teh Cisaruni Garut. Banyak anak muda yang sedang menghabiskan waktu sore mereka di sini.
Perkebunan teh Cisaruni Kabupaten Garut |
Lanjut ke Cikajang, kemudian Cisurupan. Melewati pertigaan yang mau ke Gunung Papandayan. Lanjut hinggak ke Garut kota. Saya ambil jalan ke Cibatu menuju Tasikmalaya.
Setelah memasuki Ciawi saya sempatkan diri mengunjungi pemandian air Panas Cipacing terletak di Kiri Jalan (dari arah Bandung) menuju desa Cipacing. Dengan Rp.3500 kita bisa berendam di kolam umum atau kolam pribadi , dengan air yang menurut saya Panas. Tiba sekitar jam 8 malam dan langsung nyebur di kolam. rasanya seperti ada yang mijit, rasa lelah pun serasa di Charge kembali.
Pemandian Air Panas Cipacing, Desa Cipacing, Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya |
Jam 20:30 berangkat lah pulang ke Tasikmalaya.
3 komentar