- Tidak Menaati Tata Tertib
Disetiap lokasi wisata akan dipajang papan tata tertib mengehai hal-hal apa saja yang harus dilakukan dan juga yang tidak boleh dilakukan. Papan tata tertib seperti itu sudah banyak dipasang di berbagai tempat wisata. Ada pun tempat wisata yang tidak memajangnya tapi biasanya suka ada di tempat informasi atau di pos-pos penjagaan.
Tata tertib inilah yang harus kita taati mengingat kita berada dilokasi wisata yang dilindungi dan dikelola oleh orang lain. Tidak mudah untuk menjaga dan mengelola sebuah tempat wisata. Maka dari itu sebagai traveler atau backpacker yang bijak taatilah setiap peraturan, tata tertib di setiap lokasi wisata.
- Seenaknya / Tidak Sopan
Dimanapun kita berada, perilaku adalah hal utama yang akan menunjukan diri kita. Ya Kelakuan dan tingkah laku kita menentukan perjalanan kita, Lho emang hubungannya apa ? . Tentu saja kalau kelakuan kalian tidak dijaga kalian akan di cap buruk oleh masyarakat dimana kalian sedang melakukan travelling.
Apalagi ketika kalian akan naik gunung. Kelakuan kalian benar-benar berpengaruh besar terhadap perjalanan kalian. Waktu Di Cikuray saja ada pendaki yang mabuk-mabukan, dan kata mereka, saat dari pos bayangan menuju puncak mereka sudah berkeliling kurang lebih selama 2 jam lebih, padahal dari pos bayangan menuju puncak membutuhkan waktu sekitar 30 menit-an.
Ya kelakuan kalian ketika melakukan travelling sebaiknya harus dijaga, kebiasaan-kebiasaan buruk haruslah dihindari. Jangan hanya Senyum dan menyapa masyarakat sekitar tapi dibelakang mereka kalian melakukan hal-hal yang tidak terpuji.
Sampah di Gunung Merbabu - Twitter |
- Nyampah
Sekitar bulan april 2015, dihebohkan dengan tumpukan sampah di jalur wekas, Gunung Merbabu. Ya itu merupakan kerjaan orang-orang yang tidak bertanggung jawab atas kelakuan mereka sendiri, kalau misalkan mereka dari Pecinta Alam itu sangat keterlaluan sekali, tapi kalau mereka hanya sebagai pendaki sesaat itu lah yang jadi masalah.
Masih ingat film tentang pendakian ke semeru ? Ya setelah film tersebut jadi banyak orang-orang yang mendaki ke semeru. Ya merekalah para pendaki sesaat yang kebanyakan tidak mengetahui etika-etika ketika berada di gunung, bahkan sampah pun mereka tinggal di gunung, dimana gunung merupakan tempat yang alami yang harus bersih dan terjaga. Walau pun kotor Gunung hanya di kotori oleh sampah-sampah alami seperti daun kering,
Semakin lama kebiasaan buruk membuah sampah digunung semakin dilihat banyak orang dan banyak juga yang akan melakukan hal yang sama. Sebenarnya bukan hanya di gunung saja , di tempat wisata pun sama, seperti di pantai. Intinya Kalau kalian mampu membawa sesuatu yang ada inisnya kenapa sampahnya yang ringan dan tidak ada isinya tidak mampu kalian ambil ?
Vandalisme Yogyakarta - brilio.net via Kaskus |
- Curat-Coret
Vandalisme ya itulah yang kebanyakan orang dilakukan sekarang ini. Mereka seolah-olah menjadikan tembok-tembok di tempat wisata itu seperti kanfas yang siap untuk di lukis dengan kata-kata indah.
Entah apa yang mereka pikirkan, orang yang melakukan curat-coret seolah ingin menandai bahwa mereka pernah ke tempat wisata. Jujur sebenarnya apa sih gunannya curat-coret ? Bukanhak dengan selfie di tempat wisata saja sudah lebih dari cukup bahwa kita sudah mengunjungi tempat itu ??
Cukup simpan spidol mu untuk menuliskan cerita travelling mu dibuku, jangan gunakan tempat wisata sebagai kanvas untuk di curat-coret.
- Tidak Safety
Mungkin ini lebih ke travelling extreme seperti naik gunung, climbing, surving dan sebagainya. Kebanyakan orng menganggap hal tersebut sama seperti melakukan travelling ke tempat lain, padahal resikonya jauh lebih besar dari travelling biasa.
Apabila kita tidak mengetahui apa saja yang harus dibawa dan di perhatikan ketika akan melakukan sebuah travelling extreme ya akibanya bisa sangat fatal. Lebih baik konsultasi ke orang yang lebih ahli, tanya-tanya dulu agar kita bisa menikmati setiap perjalanan yang kita lalui
0 komentar