Riwayat Bukit Sepuluh Ribu di Kota Tasikmalaya

Gunung Galunggung Merupakan Gunung api yang masih aktif namun sedang tertidur setelah letusan terakhrnya pada tahun 1982. Gunung yang memiliki ketinggian 2186 meter diatas permukaan laut ini berada di Kabupaten Tasikmalaya dengan puncak tertingginya adalah Puncak Guntur. Sebelum tahun 1982 Galunggung sempat meleteus pada tahun 1918, 1894, 1822 dan pada 4000 tahun lalu yang merupakan letusan purba terbesar yang menghasilkan Danau Kawah seperti yang kita bisa lihat saat ini

Danau Kawah yang sekarang ini merupakan Jalur keluarnya Magma dari dalam perut bumi. Awalnya tempat keluarnya magma adalah kawah Guntur yang merupakan puncak tertinggi Kunung Galunggung. Namun, karena Kawah Guntur ada penghambatan sehingga magma menerobos ke arah tenggara dan munculah Danau Kawah seperti Saat ini.

Selain terbentuknya danau kawah Hasil dari Letusan Galunggung 4000 tahun yang lalu adalah perbukitan sepuluh ribu yang dihasilkan dari batuan , awan panas serta banjir lahar yang mengalir dari Gunung Galunggung ke arah Tenggara. Nama Bukit Sepuluh ribu sendiri berasal dari seorang naturalis, doktor, botanikus, geolog dan pengarang berkebangsaan Jerman, Franz Wilhelm Junghuhn yang pada tahun 1853 memopulerkan istilah ”Ten Thousand Hills of Tasikmalaya”


Sisa-sisa Bukit sepuluh ribu di Kota Tasikmalaya

Sisa-sisa Bukit Sepuluh Ribu dan Jalan Mangin
Bukit Sepuluh ribu ini hampir semuanya berada di kawasan Kota Tasikmalaya. Bukit-bukit ini tersebar dari Kecamatan Bungursari hingga Kecamatan Mangkubumi. 

Bukit sepuluhribu ini merupakan bukti kedahsyatan meletusnya gunung Galunggung ribuan tahun silam dan merupakan peninggalan yang seharusnya bisa kita pertahankan. 

Bukit Sepuluh ribu ini bisa menjadi penghalang bagi aliran Lahar menuju ke kota Tasikmalaya. 

Namun sayang, perbukitan yang menjadi peradaban sejarah dari Gunung Galunggung perlahan-lahan mulai menghilang, dan hanya akan menjadi sebuah cerita. Kini, perbukitan sepuluh ribu banyak yang dirusak atau bahkan dihancurkan oleh kegiatan pertambangan. Bukan hanya itu, Baru-baru ini ada yang membuat Perbukitan sepuluh ribu ini harus berkurang, yaitu dengan hadirnya jalan Mangkubumi Indihiang atau lebih dikenal dengan jalan Mangin, jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Indihiang dan Kecamatan Mangkubumi. 



Salah satu Bukit di Samping Jalan Mangin

Eksploitasi Pasir di Bukit Sepuluh Ribu
Apabila kita Melalui Jalan Mangin yang berawal dari Terminal Indihiang Sampai ke Jalan Ahmad Nasution di Mangkubumi, kita bisa melihat beberapa bukit yang masih bertahan di samping kanan dan kiri jalan. Bahkan kita bisa melihat ada beberapa bukit yang menjulang tinggi sedang dikeruk dan diambil pasirnya. 

Deretan perbukitan di Tasikmalaya menjadi bukti nyata yang masih tersisa yang seharusnya bisa menjadi laboratorium alam untuk mempelajari jejak petaka gunung api di masa lalu. Kini Perlahan namun pasti Perbukitan itu akan hilang seiring bertambahnya zaman. ”Ten Thousand Hills of Tasikmalaya” akan menjadi cerita apabila kita tidak bisa menjaganya. 

Salah Satu Bukit yang terbelah Jalan Mangkubumi Indihiang / Jalan Mangin

Sisa-sisa Bukit sepuluh ribu dilihat dari Jalan Mangin

Related Posts

Previous
Next Post »

2 komentar

(c)andrianrpratama. Powered by Blogger.